Bersamanya, (Mei, 2011) Setelah Noe memberikan jawaban atas perasaanku, rasa bahagia bagai tak terbendung. Senang, bangga, dan seribu rasa indah yang lainnya bercampur aduk menjadi satu dalam cinta dan sayang. Tak ku sangka bahwa dia akan mengaminkan atas apa yang ku inginkan. Tentu saja tak pernah ada sepintas atau niat sekecilpun untuk meninggalkanya. Bahkan memikirkan hidup tanpanya pun tak sanggup ku rasa. Iya, dialah Khusnul Khotimah. Gadis kelahiran Bulukumba 3 Agustus `95 itu mampu meruntuhkan segala ego dan perhatianku. Perlahan tapi pasti, semakin menjerat hati. Semakin tertambat pada sosok yang bisa kukatakan sebagai perempuan tangguh, perempuan yang menjadi sosok idola di sekolah. Dengan suara merdunya mampu menggoyangkan hati tatkala ia melantunkan lagu. Itu semualah yang membuatku memantapkan hati kepadanya. Tapi dibalik sikap anggun dan kadang tomboy itu, tentu juga memiliki sifat manja dan juga punya ego yang harus sab
Sekumpulan tulisan pengisi waktu luang