Hari ini, aku dan teman-teman mendatangi tempat dari seseorang dari pihak sponsor yang rencananya akan kami ajak bekerja sama. Orang itu suka sekali berbicara. Aku tentu senang menyimaknya. Mendapatkan ilmu baru, mendengarkan seseorang berbicara mampu membuat kita tau tentang karakter orang tersebut. Namun, semakin lama, ada yang membuatku kurang suka. Dia tidak memberikan kami kesempatan untuk ikut berbicara. Dia terus memaparkan dirinya. Jika kami yang berbicara, belum selesai sudah dipotong. Ketika aku selesai mengeluarkan pendapatku, dia malah menyalahkan pendapatku dengan cara yang halus. “Iya, saya setuju, tapi…” dia selalu memakai kata “tapi” di belakang kalimatnya. Dulu, dosenku berkata, “Kata `tapi` itu mebuat kata-kata di depannya menjadi tiada. Jadi tidak perlu bersusah-susah mengawali kata-kata kalua ada kata `tapi` di tengah-tengahnya”. Masuk akal juga. “Kamu cantic, tapi bau badan”. “aku mau main denganmu, tapi aku harus perg dengan
Sekumpulan tulisan pengisi waktu luang